Ketua Dewan Penasehat DPD Partai Gerindra Jawa Timur, Bambang Haryo Soekartono (BHS), kembali melakukan aksi nyata di tengah masyarakat. Pada Sabtu (20/11/2021), ia meninjau langsung kondisi perbatasan Sidoarjo–Gresik di Desa Penambangan, Kecamatan Balongbendo.
Dalam kesempatan itu, BHS menyoroti aktivitas penyeberangan warga yang menggunakan perahu tambangan. Ia menilai kawasan ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata khusus yang mampu mendongkrak ekonomi lokal.
“Ya, di Sidoarjo sudah ada infrastruktur yang bagus daripada wilayah Kabupaten Gresik. Namun, permasalahan alat keselamatan kurang, sehingga kami membantu berupa 10 life jacket dan pelampung bulat, untuk digunakan warga saat menyeberang ke dua wilayah ini” Kata BHS.
Data yang diterimanya menunjukkan, lebih dari 500 orang dan sekitar 200 sepeda motor melintas di jalur ini setiap hari. Di sisi lain, kawasan perbatasan juga menyimpan aset berharga berupa Pasar Desa Surungan, peninggalan masa Belanda, yang menurut BHS perlu ditata agar lebih layak dan berdaya tarik.
BHS juga menyoroti persoalan sampah yang menumpuk hingga 2–3 ton per hari. Ia mendorong Pemkab Sidoarjo segera membuat Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) serta memastikan akses truk sampah ke lokasi.
“Ini perlu segera dibenahi, membersihkan sampah disitu, dengan melakukan perataan sampah yang mulai menggunung. Sebab jika tidak dilakukan pembenahan, masyarakat sidoarjo bisa pindah ke gresik. Maka, untuk antisipasi itu, fasilitas publik harus terpenuhi di masyarakat, baik transportasi, rumah sakit, tempat pangan, pendidikan harus segera dipenuhi, dan harus bagus” tutur BHS.
“Inilah yang didorong kepada Pemerintah Kabupaten Sidaorjo. Sebab, kawasan pasar ini juga diminati masyarakat gresik, karena di wilayah sebelah tidak memiliki pasar, kedepan agar bisa lebih baik” tambah BHS.
Ia menambahkan, pasar di Desa Surungan kerap diminati warga Gresik karena di wilayah seberang tidak tersedia pasar. Namun, para pedagang di sana sempat terjerat praktik rente saat puncak pandemi, dengan bunga pinjaman mencapai 30 persen per bulan.
BHS optimistis, jika pasar ditata dengan baik, fasilitas publik terpenuhi, dan akses ekonomi diperkuat lewat KUR, kawasan perbatasan ini akan berkembang lebih pesat. Apalagi, saat ini sudah ada inisiatif dari kepala desa setempat yang membangun kolam renang pribadi sebagai daya tarik wisata tambahan.
“Semoga dengan langkah-langkah ini, ekonomi masyarakat perbatasan bisa tumbuh lebih baik, dan wilayah Sidoarjo tetap menjadi pilihan utama bagi warga sekitar,” pungkas BHS